Arrrrrgggghhhhhhh!!!
Si Taksi Merah
Jadi begini ceritanya..Last trip saya dan keluarga kemarin ke Johor Bahru diselingi pengalaman yang sedikit "menguras emosi" masalah transportasi. Ekspektasi saya yang mengharapkan akan semudah ketika berkeliling Singapore kemarin benar-benar terlalu tinggi. Yaa.. Salah saya juga siy, padahal si Ayah alias Suami saya tercinta itu sudah mengingatkan dari jauh-jauh hari berhubung dia sudah beberapa kali bolak-balik Malaysia.
Sebenarnya ngga ada yang terlalu serius siy, cuma karena as always bawa dua Balita rempong ini, ya tentunya kenyamanan jadi faktor utama.
Keluar dari Senai Airport menuju Citrus Hotel di Central Johor Bahru, saya menggunakan taksi bandara yang berwarna putih. Harga flat sudah ditentukan bandara senilai 44 Ringgit. Lumayan. Taksinya masih kinclong, bersih dan harum. Mobilnya sejenis New Escudo kalau di Jakarta. Si Pak Cik sopirnya juga ramah. Buttttt.. Ketika berada di jalan besar Johor Bahru yang mana bebas hambatan itu, si Pak Cik-nya memacu mobilnya sampai 100 Km/jam dengan jarak hanya 3-5 M dari mobil didepannya. Gilakkk. Sepanjang perjalanan otomatis saya isi dengan zikiran. Ampun Gusti.
Tapi Alhamdulillah.. saya sampai di hotel dengan selamat sentausa kok, dan positifnya berdampak uang 2-3 Ringgit yang sudah saya siapkan untuk tips tentu saja urung keluar dari dompet. Mohon maaf ya Pak Cik.
Pengalaman kedua naik taksi di Johor Bahru adalah ketika perjalanan dari hotel ke Legoland. Sebelumnya sudah sempat survei tanya-tanya dengan petugas hotel. Kesimpulannya adalah taksi merah lebih murah dari taksi biru. Sempat pesan taksi merah dari hotel tapi ternyata ngga dapat. Jadilah saya dan keluarga terpaksa naik taksi biru. Lumayan (mahal) deh, jarak hotel-Legoland yang lebih dekat daripada Senai-hotel itu jadi senilai 49 Ringgit menggunakan argometer. Biarpun berasa di rampok tapi tak apalah, mobilnya baru siy, bersih. Innova pulak, anak-anak jadi bebas jumpalitan seperti biasa ketika naik mobil Eyang Kakung-nya yang super lega.
Pulang dari Legoland berharap nemu taksi merah. Penasaran juga sama harganya. Tapi ternyata di Legoland hanya disediakan taksi biru. Ya sudah.. Lagi-lagi terpaksa naik taksi biru. Kali ini saya harus bayar 53 Ringgit (eh apa 56 yaa.. Sekitar segitu lah). Terlalu excited untuk mengeluh saat itu, tapi pas makan malam baru berasa dirampoknya ketika ingat 50an Ringgit saya berkurang lagi satu hanya untuk membayar taksi.
Esok harinya, si Ayah nekad cari taksi merah sendiri untuk pergi ke Hello Kitty Town demi memenuhi rasa penasaran menggunakan taksi merah yang katanya jauh lebih murah. Ehh dapattt! Yay! Menggunakan argometer lagi. Senang sekali, karena sebelumnya sempat diberi tau juga banyak taksi merah "gelap" yang masang tarif atau argonya "dimainin". Belum juga selesai meng-amini, tiba-tiba ketika saya masuk ke dalam taksinya - dupa, sesajen, gantungan semacam tasbih berukuran besar dan foto-foto leluhur nangkring menyambut dengan indah di dashboard dan kaca spion tengah. Ternyata, sopirnya Aki-aki Chinese. Ramah siy, tapi sepanjang perjalanan saya jadi tak hentinya menatap "hiasan" mobil tersebut yang lebih seperti toko-toko di daerah glodok, belum lagi aromanya yang sedikit asing di hidung saya. Tapi mengingat ternyata ongkosnya cuma 25 Ringgit, yaa baiklah.. Ada harga ada barang.
Pulang dari Hello Kitty Town lagi-lagi saya berharap menemukan taksi merah demi penghematan. Dan.. Adaaa. Satu-satunya! Tiba-tiba si sang sopir India empunya mobil tersebut nyamperin si Ayah dan bertanya kemana tujuan. Setelah bilang Citrus Hotel.. dia lalu mematok harga 45 Ringgit. Saya langsung menolak mentah-mentah. Karena tadi berangkat menggunakan taksi merah ber-argo cuma 25 Ringgit saja. Bla bla bla bli bli bli.. Akhirnya disepakati 40 Ringgit tapi mampir ke daerah Perling untuk mengambil sepeda lipat pesanannya si Ayah. Sampai di toko sepeda si Pak sopir India ikutan turun, the shocking part is begitu si Pak sopir India ngeliat si Ayah ngeluarin uang lebih dari 1.000 Ringgit buat bayar sepeda.. Dia minta tambahan loh 10 Ringgit dengan alasan nunggunya terlalu lama. Apa-apaan?! Lagi-lagi saya yang protes. Tadi kesepakatannya kan sudah jelas. Di jalan hampir sampai hotel si Ayah ikutan keukeuh ngga mau nambah 10 Ringgit, ehh ehh si Pak sopir pake jurus ngambek ngga mau dibayar. Ya sudahlah.. Daripada diposisikan sebagai orang yang "mendzolimi", maka keluar lagi 50 Ringgit dari dompet. Nasib. Semoga berkah deh yaa Pak Cik Indiahe.
Kapok naik taksi merah. Pulang ke bandara akhirnya diputuskan naik taksi biru yang paling kinclong dari yang ada yang saat itu nangkring di depan hotel saja. Lagian bawaan juga segambreng - carrier, twin stroller, sepeda dan kantongan-kantongan kecil oleh-oleh dan cemilan anak-anak. Perlu mobil yang agak besar, sementara taksi merah rata-rata berjenis sedan. Sempat ketar-ketir.. Berapa ya naik taksi biru ini ke Senai Airport secara jaraknya hampir 2x ke Legoland dari hotel. Pasrah. Sampai akhirnya di Airport argo menunjukan angka 72 Ringgit (saja). Legaaa. Ambil tas, buka dompet, keluarin uang.. Dan wattttt?! Begitu memandang argo lagi ternyata sudah berubah jadi 87 Ringgit. Tadinya mau protes, tapi begitu memandang dashboard ada stiker bertuliskan besar-besar AIRPORT CHARGE 15 RM. Glegh.
Arrrrrrgggghhhhhh.. Ikhlas, ikhlas, ikhlas.
~Bun
31 May 2013
Photo taken with Samsung Galaxy Note II
Photo taken with Samsung Galaxy Note II